Final Tinju Kelas Berat PON Papua Antara Erico Amanupunjo vs Willis Boy Riripoy Tidak Sah
Final Tinju Kelas Berat PON Papua Antara Erico Amanupunjo vs Willis Boy Riripoy Tidak Sah |
- Final Tinju Kelas Berat PON Papua Antara Erico Amanupunjo vs Willis Boy Riripoy Tidak Sah
- Jawa Barat Tambah Emas di Cabor Atletik, Tetap Puncaki Klasemen PON XX,
- Brace Ricky Ricardo Cawor Bawa Papua Juara Sepak Bola PON XX
| Final Tinju Kelas Berat PON Papua Antara Erico Amanupunjo vs Willis Boy Riripoy Tidak Sah Posted: 14 Oct 2021 10:22 AM PDT JAYAPURA, LELEMUKU.COM — Partai final kelas berat 81-91 kg PON XX/2021 Papua mempertemukan Erico Kevin K. Amanupunjo (Papua) melawan Willis Boy Riripoy (Jateng) dianggap tidak sah. Partai final yang berlangsung di GOR Cenderawasih, Jayapura, Rabu (13/10/2021), berakhir dengan kericuhan. Hal ini disampaikan Ketua Pengprov Pertina Papua Ricky Ham Pagawak (RHP), didampingi Sekretaris Pengprov Pertina Papua Septinus Jarisetouw, dan Ketua Harian Pengprov Pertina Papua Rahmad Marimbun, ketika menyampaikan keterangan di GOR Cenderawasih, Jayapura, Kamis (14/10/2021). RHP mengatakan, Pengprov Pertina Papua dan Ketua Umum PP Pertina Komaruddin Simanjuntak telah menggelar pertemuan untuk menyelesaikan masalah tersebut di Jayapura, Kamis (14/10/2021). Komaruddin menyarankan agar masalah ini diselesaikan antara Pemda Papua dan Pemda Jateng. Oleh karena itu, lanjut RHP, ia langsung menghubungi Gubernur Papua Lukas Enembe, untuk menyampaikan masalah ini. Alhasil, Gubernur Papua memerintahkan Plh. Sekda Papua Muhammad Ridwan Rumasukun, untuk membahas bersama perwakilan Pemda Jateng, yang masih ada di Jayapura. "Saya dan Pak Rumasukun langung mendatangi penginapan Pemda Jateng. Ternyata yang ada Wagub Jateng, tapi ia tak bersedia untuk menerima kami. Berarti kami menilai, kasus ini ada dimdalam satu konspirasi yang sudah diatur, untuk mengalahkan kami, khusus di cabor tinju," terang RHP. Oleh karena itu, jelas RHP, pihaknya secara terbuka menyampaikan hasil yang diperoleh dalam pertandingan kelas berat tersebut tak sah. "Medali yang disiapkan di kelas berat ditahan sampai kita duduk bersama untuk membuktikan sebenarnya Jateng dimenangkan, karena apa, atau karena memang ada unsur lain," ujarnya. Ketua Harian Pengprov Pertina Papua Rahmad Marimbun mengatakan, jika masalah ini tak segera diputuskan, maka pihaknya akan mengadukannya ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Sementara itu, Sekretaris Pengprov Pertina Papua Septinus Jarisetouw mengatakan pertandingan tinju PON XX/2021 Papua sangat luar biasa. Pihaknya selaku panpel telah mendesain seluruh pertandingan agar berjalan dengan baik. "Hanya saja yang menjadi masalah bagi kami yang membuat ricuh adalah perangkat pertandingan yakni wasit atau hakim. Itu menjadi persoalan klasik dari pertandingan ke pertandingan, wasit atau hakim selalu membuat masalah," katanya. "Kalau saya lihat wasit/hakim tak profesional, walaupun memiliki bintang 1 AIBA. Tapi mereka tak punya kemampuan memimpin pertandingan. Banyak atlet yang membuat kesalahan, tapi mereka tak tegur menyebabkan penilaian miring," tegasnya lagi. Diketahui, kericuhan berawal saat pertandingan di akhir ronde 3. Sebuah hook kanan Erico menghajar Willis mengakibatkan pelipis mata kanan Willis sobek. Wasit Royke Waney asal Sulawesi Utara menghentikan sementara pertandingan, dan meminta dokter ring untuk memeriksa luka sobek yang diderita Willis. Lantaran luka sobek tersebut membahayakan Willis, maka dokter ring memberikan kode agar pertandingan dihentikan atau Erico menang RSC (Referee Stops Contest). Herannya, beberapa detik kemudian wasit mengangkat tangan Willis sebagai pemenang. Hal ini membuat kubu Papua tak terima yang berbuntut kericuhan. Hingga kini belum ada hasil keputusan pemenang kelas berat tinju PON XX/2021 Papua. (HumasPONXX|Makawaru da Cunha/Gusty Masan Raya) |
| Jawa Barat Tambah Emas di Cabor Atletik, Tetap Puncaki Klasemen PON XX, Posted: 14 Oct 2021 10:20 AM PDT TIMIKA, LELEMUKU.COM – Semakin tak terkejar di puncak klasemen perolehan medali emas PON XX Papua, Tim Jawa Barat (Jabar) kembali menambah pundi medali emas di Cabor Atletik nomor 4×400 meter estafet putra dengan catatan waktu 3:13:58 detik, yang digelar di Mimika Sport Complex, Kamis (15/10/2021). Sementara tim dari Jawa Timur meraih medali perak dengan catatan waktu 3:14:68 detik, dan medali perunggu diraih oleh kontingen Jawa Tengah dengan torehan waktu 4:15:01 detik. Tim Jabar mengaku bahwa perjuangan mereka sangat panjang hingga akhirnya dapat bertanding di PON XX kali ini. "Selama dua tahun tidak ada pertandingan, sekali bertanding langsung turun di PON ini. Sungguh luar biasa," kata salah satu atlet dari tim Jabar usai pengalungan medali. Terlalu banyak rintangan yang dihadapi tim Jabar, seperti, pandemi covid-19 dan cedera. Dengan persiapan selama dua tahun lebih, tim Jabar hanya mengandalkan latihan umum, tetapi tetap fokus latihan. "Yang penting latihan kompak dan saling mengenal satu sama lain. Namanya tim itu kan yang dibutuhkan kekompakan, memotivasi satu sama lain untuk kita bisa juara," ujar Sumatroleko, yang membawa kemenangan Jabar hingga bisa finish terdepan. (HumasPONXX|Febri Eka/Jimmy Rungkat/Timo) Adapun formasi dari final 4×400 meter: Jabar Halomoan E. B. Umar Wira M. Ramdhan Sumatroleko. Dengan waktu 3:13:58 Jatim Arif Ibrohim Selamet Rizki Heru Astriyanto Dewa Radika. Dengan waktu 3:14:68 Jateng Felix Andrian Umar Hamdan Hadi Nur Ikhsan Novianto. Dengan waktu 3:15:01 Maluku Budi Prayogo Wempi Pelamonia Yakob Yahapary Elvis Telusa. Dengan waktu 3:18:48 NTB Zakaria Arif Rahman Ridwan Andrian. Dengan waktu 3:19:13 Papua Yohanes Wona Gansar Supriyono Maurits Rawar 4. Krisdianto Makri. Dengan waktu 3:22:05. |
| Brace Ricky Ricardo Cawor Bawa Papua Juara Sepak Bola PON XX Posted: 14 Oct 2021 10:14 AM PDT JAYAPURA,LELEMUKU.COM — Brace Ricky Ricardo Cawor mengantarkan tim sepak bola putra Papua meraih medali emas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021. Di partai final yang berlangsung di Stadion Mandala Jayapura, Kamis (14/10/2021), tuan rumah sukses menekuk anak-anak Bumi Rencong dengan skor 2-0. Dua gol diborong Ricky tercipta pada menit ke-5 melalui titik putih, kemudian gol kedua solo run pada menit 23. Kemenangan ini membuat Papua melengkapi target Asprov PSSI Papua dengan tiga medali emas, mengikuti sepak bola putri d an futsal. Torehan ini juga membuat Papua sudah tiga kali meraih medali emas di ajang PON. Sebelumnya, Papua juga pernah menorehkan prestasi yang sama saat PON XIII 1993 di Jakarta. Kala itu, Papua juga mengalahkan Aceh dengan skor 6-3. Kemudian, medali emas kedua didapatkan anak-anak Bumi Cenderawasih saat PON XVI 2004. Hasil ini juga membuat Papua menjadi tuan rumah keenam yang mampu menjadi juara di rumah sendiri. Selain itu, dua tambahan gol Ricky juga menobatkan dirinya sebagai top skor PON XX 2021 dengan 11 gol, dan melampaui catatan rekor dari Boaz Solossa dengan 10 golnya pada PON Palembang, 2024. Sesuai dengan prediksi, laga final berjalan sangat sengit. Kedua tim mempertontonkan pertandingan yang menarik. Aceh yang biasanya bermain bertahan juga meladeni permainan tuan rumah dengan jual beli serangan. Sayangnya, petaka menghampiri Aceh ketika pertandingan baru berjalan 5 menit. Salah satu pemain Aceh kedapatan melakukan handball di dalam kotak 16, Fariq Hitaba yang memimpin jalannya pertandingan pun menunjuk titik putih. Kapten sepakbola Papua, Ricky Cawor yang ditunjuk sebagai algojo pun menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa Papua unggul 1-0. Dalam posisi tertinggal, Aceh kian gencar melakukan serangan. Namun rapatnya lini pertahan tuan rumah membuat Aceh tidak leluasa untuk menembus pertahanan Papua. Namun Ricky benar-benar menjadi pembeda dalam pertandingan ini. Ia kembali mencatatkan namanya untuk kedua kalinya di papan skor pada menit 23 untuk membawa Papua kembali unggul 2-0 setelah melepaskan sepakan dari luar kotak penalti. Aceh yang terus berusaha untuk memangkas jarak selalu menemui jalan buntu. Aceh juga terlihat kewalahan meladeni permainan cepat dari Ricky Cawor dan kolega. Meski kedua tim saling jual beli serangan pada menit akhir babak pertama, namun skor 2-0 tetap bertahan hingga turun minum. Dari ruang ganti, tempo permainan kedua tim tidak berubah. Aceh yang belum buang handuk tampil lebih ngotot. Tapi pekerjaan Aceh kian berat setelah salah satu pemainnya Muharrir mendapatkan kartu kuning kedua pada menit 63. Papua yang unggul jumlah pemain kian menggila dan mengurung pertahanan Aceh pada 20 menit terakhir laga. Pemain Papua beberapa kali menciptakan peluang, namun tidak merubah kedudukan 2-0 hingga bubaran. Pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengatakan timnya memang sangat layak menjadi juara pada ajang PON di tanah sendiri. Sejak awal, ia optimis anak asuhnya meraih juara. "Sejak awal saya sudah sampaikan kepada pemain, bahwa tim saya bentuk untuk menjadi yang terbaik. Kemenangan ini juga tidak lepas dari pertolongan Tuhan. Dengan jangka waktu sehari saja istirahat tapi pemain tampil sangat baik dengan penuh motivasi," tutur Edu saat ditemui usai pertandingan. "Seluruh pengalaman saya sudah curahkan semua kepada tim ini, sehingga kita masuk pertandingan saya tidak ragu sama sekali. Dan masyarakat juga bisa melihat sendiri dari tujuh game yang kami jalani, semua pemain tampil baik. Dan kami juga memenuhi target yang diberikan oleh Asprov PSSI Papua," tutur Edu. Sementara itu, pelatih kepala sepak bola Aceh, Fachri Husaini mengaku pemainnya sudah tampil baik. Hanya saja, bermain 10 pemain pada awal babak kedua membuat mereka kesulitan untuk mengimbangi permainan tuan rumah. "Kami harus bermain 10 pemain, tapi apa yang pemain perlihatkan bahwa tim ini punya semangat yang luar biasa. Kami hanya bisa mempersembahkan medali perak dan tentu ini sedikit meleset apa yang kami harapkan. Apapun itu, saya menghargai perjuangan mereka dalam pertandingan meski bermain 10 pemain," tegas Husaini. (HumasPONXXEryck/Gusty Masan Raya) |
| You are subscribed to email updates from #Lelemuku. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States | |